Pagi itu hari jumat, lagi ikut kelas yoga atau combat gue agak lupa, telpon gue berkali-kali nyala, ternyata mama. Gue telpon balik, ga di angkat. balik ke rumahh, ternyata bokap kena serangan kedua stokenya. Dulu tahun 2014 bokap udah kena stoke, dan sekarang 2018 kejadian lagi. Kali ini bokap malah lagi ngurut di tempat langganannya deket rumah. lagi pipis di kamar mandi tiba-tiba linglung, dan hilang aja semuanya memori dia sedang dimana. ini belum pernah terjadi, dulu itu cuma hampir pingsan aja.
Maka siang itu saya, mama, bibi dan adik ipar pergi ke RS Medika BSD, dan ternyata di sana ga ada alat, selanjutnya kami ke RS as shobirin, ga bisa juga, ke RS Omni alam sutera juga di tolak. dan berakhir di RSU Tangerang, dan hampir di tolak sih, tapi saya ga bergeming, saat itu kondisinya sudah sore, saya, mama dan bibi saya sudah lelah secara mental dan fisik. bisa masuk UGD malam itu saya jaga berdua dengan mama, namun kami menandatangani surat pernyataan, jika bapak saya tidak terselamatkan kami tidak akan menuntuk kepada rumah sakit. saat itu pikiran buntu, saya langsung tandatangan.
Malam itu setelah masuk di IGD saya dan mama saya menemani bapak saya, sebetulnya hanya 1 orang yang di perbolehkan menemani, hanya saja, mana tega saya sama mama saya nunggu bapak sendirian di IGD. Malam itu sebleh kanan kiri melihat orang-orang berada di ujung maut, sungguh mengerikan, tapi menyadarkan saya juga bahwa hidup ini bersifat sementara.
Sampai besok paginya saya ijin pulang dulu ke mama untuk pergi kerja, gantian dengan bibi saya yang berjaga menemani bapak. Sore hari saya ke RS lagi berjaga dengan mama,bibi saya pulang. Lalu ada kabar bahwa bapak harus di operasi lagi, saya langsung urus ini itu, kami koordinasi dengan dokter yang akan mengoperasi, beliau menyampaikan bahwa nanti hasil operasi akan berakibat (kemungkinan) bapak tidak bisa bicara karena syaraf yang akan di operasi itu letaknya di bagian itu. Saya, terlebih mama sudah pasrah, kami siap dengan segala hasilnya. malam itu bapak akhirnya di operasi, saya dan mama yang sejak kemarin sudah lelah secara fisik menemani bapak yang ada di IGD menemukan tempat istirahat saat menunggu bapak operasi sunggu legaaaa sekali, bisa selonjoran huhu, malam itu kami minta tolong saudara jauh kami yang rumahnya gak jauh dari RSU Tangerang umtuk datang dan membantu menemani kami selagi bapak di operasi.
selang 2 hari setelah operasi kami memang lihat perbedaan, tapi bapak saya masih bisa bicara, hanya saja apa yang akan dia ungkapakan dengan apa yang terucap itu berbeda, PR selanjutnya adalah Terapi Wicara ketika sudah kembali ke rumah.
sekitar 8 hari rasanya kami berada di RSU Tangerang, Sungguh seperti mimpi buruk yang terulang dari 4 tahun yang lalu, I'm sad, but i have to tough for my parents, Wish me luck
Comments